Seleksi Calon wako Singkawang 2024
Dalam kehidupan petani memilih bibit tanaman merupakan bagian terpenting dalam proses menentukan hasil tanam. Benih adalah salah satu faktor penting yang menentukan tingkat hasil tanaman. Tanpa benih bermutu walaupun memiliki sarana produksi lainnya seperti pupuk, air, cahaya yang memadai tidak akan menghasilkan produksi tinggi. Sarana produksi seperti pupuk , air adalah faktor yang bisa dikontrol. Sedangkan benih (bibit) harus ditanam dulu kemudian baru mengetahui kualitasnya, maka sebelum menanam harus memilih bibit unggul (bermutu) terlebih dahulu.
Begitu juga dalam proses mencari kandidat calon wako Singkawang 2024 dari etnis Tionghoa Singkawang. Pengalaman menunjukkan bahwa mempersiapkan para kandidat bukan hal yang mudah. Karena yang “berminat” itu banyak tetapi yang berpotensial sedikit memenuhi persyaratan dan tuntutan masyarakat. Namun demikian apabila lebih awal mempersiapkan pada calon kandidat melalui suatu proses penyeleksian dan penyaringan . Dengan strategi demikian akan menghasilkan calon kandidat yang berbobot. Para calon kandidat harus bersaing satu sama lain, kemudian komunitas , akar rumput komunitas Tionghoa Singkawang dan masyarakat umum menguji konsep dan visi mereka.
Akhir akhir ini kita sering mendengar komunitas Tionghoa Singbebas melakukan diskusi di warung kopi di Jakarta maupun di daerah Singbebas. Tentang siapakah calon wako Singkawang dari etnis Tionghoa Singbebas untuk tahun 2024 nanti? Mengapa komunitas Tionghoa Singkawang menaruh perhatian besar dan sensitif terhadap masalah calon kandidat wako Singkawang 2024 dari etnis Tionghoa Singkawang nanti ?
Marilah mengikuti uraian dari Harapan Singkawang dibawah ini.
Rasa kekhawatiran komunitas Tionghoa Singkawang soal calon kandidat wako Singkawang itu dapat kita maklumi. Mereka pernah mengalami trauma ketika memilih kandidat calon wako: mereka tidak memberi dukungan akan mendapat ultimatum bahkan ada diteror melalui email, menciptakan ketegangan etnis, dan ketegangan sosial. Pengalaman yang tidak menyenangkan itu menyebabkan mereka selalu curiga dan waspada soal memilih calon kandidat.
Harapan Singkawang mendapatkan masukan dari suara komunitas dan para elite, akar rumput komunitas Tionghoa Singkawang bahwa mereka tidak ingin recycle (daur ulang) kandidat . Alasannya sangat sederhana, apabila melakukan daur ulang mereka berarti memberi indikasi komunitas Tionghoa Singkawang tidak memiliki sumber daya manusia yang memadai. Padahal kita memiliki banyak kandidat memenuhi syarat. Mereka ingin kandidat yang “fresh”, memiliki visi dan misi yang dapat direalisasi dalam kehidupan nyata.
Sudah ada beberapa nama yang beredar di masyarakat, ada yang belum kita kenal-wajah baru, ada sudah dikenal masyarakat luas. Mereka memiliki latar belakang sosial ekonomi yang berbeda beda.Siapakah mereka itu ?
Tunggu edisi mendatang……..
Membaca artikel lain silakan kebagian Arsip